METODE PEMINGSANAN / STUNNING UNTUK PENYEMBELIHAN SAPI
Menyembelih hewan ternak untuk bahan pangan memerlukan aturan khusus. Terutama untuk menyembelih hewan seperti sapi, kambing / domba, ayam dan babi. Tantangannya berbeda-beda. Khusus sapi, sebagai hewan ruminansia berukuran besar, maka gerakan yang tiba-tiba bisa membahayakan operator saat penyembelihan. Itu sebabnya harus dipikirkan metode yang tepat untuk tiap hewan yang akan disembelih.
Ilustrasi : proses karkas di rumah potong sapi modern |
Ada 2 metode penyembelihan ternak untuk bahan pangan:
(1) teknik pemotongan secara langsung. Hewan disembelih dalam kondisi sadar.
(2) tidak langsung. Hewan akan melalui proses yang membuatnya pingsan / tidak sadar/tidak bisa bergerak sebelum disembelih.
Meski demikian, prinsip pemotongan atau penyembelihan sama, hewan yang disembelih adalah hewan ternak dinyatakan sehat dan telah diperiksa kondisinya. Hewan juga sama - sama disembelih pada bagian leher dengan memotong arteri karotis dan vena jugularis serta esophagus.
Kali ini khusus dibicarakan untuk pemotongan ternak secara tidak langsung artinya, ternak dipotong setelah dilakukan pemingsanan dan setelah ternak benar-benar pingsan.
Tujuan pemingsanan sebelum disembelih yaitu untuk memudahkan pelaksanaan penyembelihan ternak, agar ternak tidak tersiksa dan terhindar dari resiko perlakuan kasar, agar kualitas kulit dan karkas yang dihasilkan lebih baik, karena pada waktu menjatuhkan, ternak tidak banyak terbanting atau terbentur benda keras, sehingga cacat pada kulit atau memar pada karkas seminimal mungkin.
Pemingsanan ternak dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
(1) Dengan alat pemingsanan atau yang lazim disebut knocker / stunning gun. Biasa digunakan untuk hewan ruminansia besar seperti sapi. Metode ini juga dibagi 2 :
i. Penetrasi
ii. Non - penetrasi
(2) Menggunakan arus listrik. Metode ini biasa digunakan untuk rumah potong ayam dan pemotongan hewan babi.
(3) Menggunakan Bius
Pemingsanan dengan Stunning Penetrasi
Khusus untuk sapi, biasanya menggunakan metode pemingsanan dengan stunning gun. Salah satunya adalah metode penetrasi, yang disebut juga bolt knocker atau captive bolt. Pemakaian knocker dengan penetrasi berarti alat yang digunakan mempunyai peluru. Alat knocker ini akan ditempelkan di bagian tengah dahi sapi. Saat dioperasikan, peluru (cartridge) akan masuk ke jaringan kepala sapi yang membuat sapi akan kehilangan kesadaran.
Ilustrasi : Bolt Knocker / captive Bolt diarahkan ke kepala sapi |
Meski demikian, ada yang menganggap metode ini dianggap tidak membuat sapi pingsan, malah langsung mati.
Contoh captive bolt dengan peluru |
Tentu saja ini hanya diterima dilakukan di negara / wilayah yang tidak terikat dengan aturan halal / kosher.
Pemingsanan dengan Stunning Gun Pneumatic
Selain menggunakan metode penetrasi, pemingsanan juga bisa dilakukan dengan non-penetrasi. Alat diarahkan ke titik tengah dahi sapi, dan ditembakkan dengan angin bertekanan tinggi sehingga sapi kehilangan kesadaran.
Kelebihan metode ini adalah dahi tidak berlubang, dan tidak berdarah. Sapi memang hanya pingsan. Dalam waktu tertentu, sapi malah bisa bangun kembali. Operator harus segera bergerak melakukan penyembelihsan selama hewan sapi belum sadar.
Ilustrasi : Pemingsanan dengan Pneumatic Stunning Pada Sapi |
Meski metode pemingsanan seperti menggunakan stunning gun pneumatic bisa memenuhi kaidah pemotongan halal, namun di Indonesia sendiri lebih banyak penyembelihan dilakukan secara langsung.
Proses penyembelihan menggunakan metode pemingsanan dilakukan di daerah tertentu saja, dan kadang dilakukan pada ukuran sapi besar / sapi impor. Sementara sapi lokal yang berukuran kecil umumnya disukai dengan metode pemotongan langsung.